Mersudi Patitising Tindak Pusakaning Titising Hening

"ing sakjeroning sepi kui ono ajaran luhur lan tumindak wicaksono kang dadi pinuju kabecikan-di dalam kerendahan hati itu ada ajaran luhur dan tindakan bijaksana yang menjadi tujuan kebajikan"

Selasa, 01 November 2016

Industri Politik


Industri politik, bukanlah barang baru yang datang tiba-tiba. Semenjak ribuan tahun silam, politik sudah menjadi sejenis komoditi yang mendatangkan banyak fulus. Bangsa Romawi sudah mengenal industri ini ketika sistem pemerintahan mereka menggunakan perwakilan rakyat melalui para senator. Para kandidat senator ketika itu sudah menggunakan pemberian imbalan uang untuk para pemilihnya. Para kandidat senator, juga sudah mempekerjakan orang-orang pilihan untuk mempengaruhi opini masyarakat, untuk melapangkan jalan menduduki kursi senator.

Namun, industri politik ketika itu belumlah cukup untuk menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang bersifat massal. Perputaran industri politik bangsa Romawi masih seputar kalangan terbatas dengan peredaran uang yang juga terbatas. Industri politik bangsa Romawi, belum mengenal yang namanya perusahaan konsultan politik.

Industri, memiliki pola produksi secara massal dan diikuti pola konsumsi secara massal. Politik di Indonesia sudah memasuki wilayah industri ketika pemilihan secara langsung dilakukan. Meskipun dilakukan secara berkala, industri politik sudah menjadi sumber mata pencaharian yang menjanjikan kemapanan material. Di wilayah eksekutif, terdapat peluang industri dimulai dari pilihan presiden, pemilihan gubernur di 33 provinsi, pemilihan bupati/walikota di ratusan kabupaten/kota. Sedangkan di wilayah legislatif, terdapat peluang yang lebih banyak, dengan ratusan anggota legislatif di wilayah pusat, serta puluhan ribu anggota dewan di wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Perusahaan konsultan politik adalah fenomena unik di negara-negara penganut demokrasi, yang para wakil dan pemegang otoritas kekuasaannya dipilih langsung oleh rakyat. Amerika Serikat sebagai ikon demokrasi dunia sudah memulai bisnis konsultan politik semenjak permulaan abad ke 20. Munculnya perusahaan konsultan politik ini memanfaatkan booming media massa, yang ketika itu masih berupa media cetak. 

Di negara seperti AS, yang tingkat melek media penduduknya sangat tinggi, penggunaan media massa untuk melancarkan strategi kampanye sangat efektif. Media massa sangat efektif untuk menonjolkan seseorang agar bisa menjadi publik figur. Namun, untuk negara yang tingkat melek media penduduknya masih rendah, diperlukan cara lain sebagai alternatif penggunaan media massa.

Media massa memang lahan yang tepat untuk menghasilkan opini publik. Opini publik merupakan hasil rekayasa media yang disusun untuk target-target politik tertentu. Menganggap media sebagai entitas yang netral adalah kekeliruan, bahkan termasuk bagian dari kesesatan berfikir. Media massa dari awal penciptaannya sudah menjadi alat kepentingan kelompok tertentu. Media massa yang paling kuno sekalipun adalah alat kepentingan kelompok, adalah misalnya codex. Codex yang sangat terkenal, yaitu Codex Hamurabi, merupakan naskah yang berisi undang-undang kerajaan Babilonia. Undang-undang ini dikeluarkan untuk memberitahukan kepada rakyat Babilonia mengenai hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Codex ini menjadi alat bagi penguasa Babilonia, bagaimana agar rakyat memiliki kepatuhan sebagaimana tertulis di dalam codex. Kepatuhan rakyat adalah jalan lempeng melanggengkan kekuasaan.

Contoh lain media massa kuno adalah iklan penjualan budak. Beberapa peninggalan iklan penjualan budak ditemukan di Yunani. Iklan dibuat tentu saja untuk mewakili kepentingan orang atau kelompok tertentu. Iklan berhubungan dengan strategi memasarkan produk agar laku.

Munculnya media massa adalah untuk mewakili kepentingan ekonomi dan politik.Dalam hal yang lebih luas, media massa adalah salah satu alat dari ekonomi politik itu sendiri. Ekonomi dan politik adalah dua hal yang sudah menjadi satu dalam konsep kekuasaan modern. Ekonomi adalah panglima yang didukung oleh politik sebagai ujung tombaknya.

Masyarakat Indonesia , meskipun yang tinggal di perkotaan, ternyata tidak begitu melek dengan media massa. Tingkat akses media massa masyarakat Indonesia tidak sebaik negara-negara lainnya. Namun, fenomena menarik adalah jejaring sosial. Jejaring sosial adalah salah satu jenis media massa yang memberi ruang bagi individu untuk menyampaikan pendapat. Tidak seperti media massa mainstream yang mengharuskan seleksi ketat agar sebuah opini bisa dimuat.

Akses yang tinggi masyarakat Indonesia terhadap jejaring sosial inilah yang digunakan sebagai bagian dari industri politik. Perusahaan konsultan politik di Indonesia sudah memanfaatkan jejaring sosial semenjak Pemilu 2009. Fenomena facebook dan twitter menjadi lahan yang cukup banyak digunakan melancarkan strategi kampanye. Tingginya akses masyarakat Indonesia terhadap jejaring sosial ini memunculkan apa yang dikenal dengan istilah cyber army (pasukan dunia maya).

2004, pertama kalinya pemilihan presiden, gubernur, dan bupati/walikota secara langsung, keberadaan perusahaan konsultan politik masih belum marak. Para kandidat hanya membentuk “tim sukses” (bisa disebut tim gagal kalau tidak sukses) untuk melapangkan jalan menuju target-target politiknya.

Politik sudah mulai bisa dikatakan sebagai industri pada Pemilu 2014. Perusahaan konsultan politik tumbuh dimana-mana dengan berbagai nama dan afilisasi. Tentu saja, pusat industri politik adalah Jakarta, sebagai megapolitan yang menjadi tempat berkumpulnya uang dan kekuasaan.

Semenjak 2009, strategi kampanye mulai menggunakan apa yang disebut black propaganda. Istilah ini merujuk pada cara-cara menjatuhkan lawan politik melalui isu yang dibuat-buat. Memanfaatkan kelemahan lawan untuk dijatuhkan citra politiknya.Namun saat itu, efek black propaganda belum begitu terasa mengingat penggunaan jejaring sosial masih minim dan hanya berada di wilayah perkotaan.

Memasuki 2014, jejaring sosial sudah menjadi alat atau bagian dari ujung tombak kampanye. Jejaring sosial memungkin pesan-pesan politik sampai kepada tiap individu. Akses masyarakat Indonesia terhadap jejaring sosial mulai merata dari kota hingga ke desa. Jejaring sosial diakses dari lintas kalangan dan lintas usia. Jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah facebook dan twitter.

Jejaring sosial digunakan tidak hanya untuk mendukung salah satu kandidat, tetapi juga digunakan untuk menjatuhkan lawan dari kandidat yang didukung. Teknik menjatuhkan lawan politik ini dikenal dengan istilah black propaganda(kampanye hitam). Kampanye hitam ini memulai sepak terjangnya secara terbuka dan terang-terangan di pemilu nasional 2014.

Cyber army memainkan perang penting dalam proses industri politik, meskipun bukan sebagai pemain utama. Baik untuk menaikkan elektabilitas kandidat, atau untuk menjatuhkan pesaing, cyber army bergerak secara efektif untuk menyasar ke tiap-tiap individu yang memiliki akun jejaring sosial, baik facebook, blogger, maupun twitter.

Cyber army dikendalikan oleh tim yang bertugas untuk merumuskan isu. Tim ini dibentuk khusus untuk menghasilkan opini dan opini akan disebar secara massal oleh cyber army. Tim khusus ini merangkai isu dalam bentuk esai dan dimuat dalam blog-blog khusus. Blog-blog khusus ini akan disebar link-nya oleh para cyber army. Jejaring sosial memainkan peran penting untuk penyebaran link dari blog-blog yang dibentuk oleh tim khusus.

Blog-blog yang dibuat biasanya dibagi menjadi dua. Pertama, blog yang khusus untuk menaikkan dan menonjolkan kandidat. Kedua, blog yang dirancang khusus untuk menjatuhkan pesaing. Blog yang dirancang untuk menjatuhkan pesaing ini kemudian dikenal dengan black propaganda.

Link-link dari blog khusus ini akan mudah ditemui dari jejaring sosial yang direkrut sebagai cyber army. Hampir setiap hari akan ditemui link dari blog-blog yang disebar melalui akun-akun jejaring sosial. Jejaring sosial memungkin strategi kampanye dengan cara demikian, karena dunia maya memungkinkan seseorang untuk lari dari tanggung jawab. Biasanya, akan banyak bermunculan akun-akun palsu, baik akun facebook maupun twitter. Namun, bayaran seorang cyber army akan lebih mahal jika akun yang digunakan adalah akun asli. Akun asli digunakan untuk menaikkan popularitas dan nilai plus dari seorang kandidat. Sedangkan akun palsu banyak digunakan untuk melancarkan black propaganda.

Industri politik tidak hanya menyasar wilayah jejaring sosial, namun jauh lebih luas dari itu. Pembentukan tim kampanye akan melibatkan banyak orang sekaligus banyak uang. Tim kampanye akan bergerak langsung di wilayah dimana jejaring sosial masih sulit diakses. Tim kampanye akan merekrut personil dari wilayah-wilayah target pemenangan. Perekrutan ini membutuhkan dana yang besar sekaligus dana untuk tiap pemilih atau yang dikenal dengan uang saku.

Banyak wilayah yang terlibat dari industri politik ini. Dari wilayah konveksi untuk menyediakan kaos, atribut-atribut kampanye, sampai sepanduk. Wilayah entertainment juga terlibat dengan pengadaan hiburan, mulai dari organ tunggal hingga konser dangdut atau musik-musik lainnya. Industri kuliner juga mendapatkan bagian dengan pengadaan konsumsi pada perhelatan kampanye yang mengerahkan massa. Industri politik, telah menggerakkan roda perekonomian, dari pusat-pusat kekuasaan di Jakarta hingga ke pelosok desa. Melibatkan, para profesor hingga mereka yang tidak sempat sekolah.

Media massa mendapatkan keuntungan paling banyak dengan industri iklan dan mengendalikan berita. Kandidat yang memiliki afiliasi dengan media massa tertentu, tidak hanya bergerak dengan iklan, tetapi juga akan tampil sebagai narasumber untuk menjelaskan visi misinya melalui media massa.


Politik, telah memasuki wilayah industri, dengan pelibatan multi wilayah dan personal secara massal. Industri politik telah berhasil menghidupi banyak orang dengan perputaran uang yang sangat aduhai. Mereka yang memiliki kedekatan dengan kekuasaan akan menikmati industri ini. Dan kekuasaan, seringkali dikejar untuk menguasai wilayah industri politik ini.

Minggu, 16 Oktober 2016

METALLICA & PERESTROIKA


Dan akhirnya, Amerika mengirim Metallica ke Moskow pada tahun 1991, untuk merayakan kemenangan mereka dalam Perang Dingin.


Perseteruan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet (USSR) memiliki babak baru setelah mereka sukses bekerja sama mengeroyok Jerman dalam Perang Dunia ke 2. AS bersama sekutunya, Inggris dan Kanada, berhasil merangsek sampai ke Berlin pada akhir April 1945. Begitu pula dengan Uni Soviet, menggunakan strategi “gelombang manusia”, Jerman yang perkasa di awal perang didesak hingga ke jantung kekuasaannya, Berlin.

Berlin, dari kota inilah perseteruan dua raksasa dimulai. Serdadu-serdadu AS dan USSR pada saat yang bersamaan mengepung Berlin. Begitu Jerman jatuh, kerjasama AS dan USSR berubah menjadi saling todong senjata. Berlin, dengan kondisi luluh lantak, sukses menarik pelatuk perang ideologis selama lebih dari empat dekade.Persaingan AS dan USSR ini akhirnya memaksa Berlin dibagi menjadi dua, Berlin Barat dan Berlin Timur. Jerman juga terbagi menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur.

Perseteruan Amerika Serikat dengan Uni Soviet, yang dikemudian hari dikenal dengan nama Perang Dingin, adalah wakil dari perseteruan dua ideologi besar ketika itu, Kapitalisme dan Komunisme.Perang Dingin lebih berupa perang perebutan pengaruh di berbagai penjuru dunia. Baik AS dan USSR memiliki mesin politik internasional yang dikenal dengan NATO (AS) dan Pakta Warsawa (USSR).

Perang Dingin ini tidak pernah menjadi perang panas. Namun, dalam beberapa peristiwa politik di beberapa negara lainnya, terjadi perang panas yang melibatkan AS dan USSR. Perang Vietnam misalnya, adalah upaya mencegah pengaruh komunisme di Asia Tenggara. AS menggunakan kekuatan militer untuk mendukung Vietnam Selatan dalam menghadapi Vetnam Utara (Vietkong). Operasi militer AS ini gagal total sehingga menyebabkan seluruh Vietnam menjadi komunis sampai sekarang. Sedangkan USSR melakukan operasi militer di Afganistan. Operasi militer ini meksipun berhasil namun gagal mengkomuniskan Afganistan.

Di beberapa negara lainnya, banyak terjadi kudeta politik untuk menurunkan rezim yang pro AS, atau sebaliknya untuk menurunkan rezim yang pro USSR. Cuba adalah contoh kesuksesan komunisme untuk meraih kekuasaan menyingkirkan rezim sebelumnya yang pro AS. Kudeta sukses juga terjadi di Bolivia. Rezim yang pro USSR dilengserkan oleh rezim baru yang pro AS.

Penyingkiran kekuatan komunis yang agak berbeda terjadi di Indonesia. USSR meskipun menyuplai perlengkapan militer untuk TNI, namun PKI memiliki afiliasi yang cenderung ke China. Meskipun sesama negara komunis, China tidak begitu dekat dengan USSR. China lebih memiliki ambisi untuk muncul sebagai kekuatan baru di politik internasional. Pasca PKI 1965, Indonesia berbalik arah mendekat ke AS meskipun menjalankan hubungan internasional yang bebas aktif. Segala bentuk kerjasama dengan China dan USSR berhenti seiring pembubaran PKI.

Perang Dingin ini membawa dunia dalam kurun waktu 1945 sampai 1990 terbagi menjadi dua kutub, yaitu Barat dan Timur, Kapitalis dan Komunis. Sampai awal tahun 1980an, Perang Dingin terus berlangsung dalam kondisi yang masih sama-sama kuat antara dua blok. AS dan USSR saling ancam soal senjata nuklir. Pengerahan kekuatan militer lintas angkatan bahkan dilakukan di Selat Bering pada pertengahan tahun 1980an. Selat Bering merupakan perairan pemisah antara wilayah AS (Alaska) dan USSR (Siberia). Kekuatan militer USSR menumpuk di Siberia dan AS menumpuk militernya di Alaska. Namun, perang panas yang ditunggu-tunggu tidak kunjung terjadi. Perang Dingin yang agak memanas di dekat kutub utara itu tidak pernah benar-benar menjadi aksi militer AS vs USSR.

Akhir dasawarsa 80an, perimbangan kekuatan mulai timpang. Blok Timur mulai goyah. Awal dekade 90an, bisa dikatakan Perang Dingin telah berakhir. Ronald Reagan (Presiden AS di akhir dekade 80an), dengan jumawa mengatakan ambruknya “Evil Empire”, julukan yang dibuat oleh blok AS untuk menunjuk wilayah kekuasaan USSR (USSR dan negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa).

Mikhail Gorbachev,Presiden USSR yang menjabat peertengahan dekade 80an, melakukan beberapa kebijakan nasional yang dikenal dengan istilah perestroika dan glasnost. Gorbachev merasa perlu bagi USSR untuk melakukan beberapa kebijakan baru untuk membuka tatanan nasional yang lebih terbuka, lebih berpatisipasi dalam kebudayaan, teknologi, dan kesempatan rakyat mengakses informasi lebih bebas. Selama rezim komunis, USSR adalah negara tertutup. Hubungan dengan negara-negara lainnya lebih banyak menggunakan superioritas militer.

Dengan doktrin komunisme yang terpimpin, USSR menerapkan partai tunggal, yaitu PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). PKUS merupakan satu-satunya partai, dan satu-satunya jalan untuk menentukan pemimpin tertinggi USSR.

Akses berita dibatasi dan menjadi monopoli PKUS untuk menentukan apa yang boleh diketahui oleh rakyat USSR. Semua kendali negara bersifat diktatorial. Segala segi kehidupan rakyat USSR ditentukan oleh negara. Dari politik sampai kebudayaan, dari olahraga hingga pekerjaan. Doktrin komunisme ala USSR mengharuskan rakyat bekerja dengan semua kemampuan yang mereka miliki, namun rakyat dibayar hanya dengan apa yang mereka butuhkan.

USSR menerapkan kebijakan teknologi yang terpusat. Akses teknologi rakyat USSR dibatasi. Meskipun USSR mampu mengimbangi AS dalam berbagai bidang teknologi (termasuk teknologi ruang angkasa), namun rakyat USSR hanya boleh menikmati teknologi dengan sangat terbatas. Teknologi adalah milik negara.

Pertengahan dekade 80an, ketika Selat Bering yang beku namun memanas akibat penumpukan mesin-mesin perang oleh AS dan USSR, Gorbachev melakukan kebijakan yang kelak mengubah takdir sejarah Perang Dingin. Dunia kemudian mengenal apa yang disebut dengan istilah perestroika dan glasnost.

Perestroika yang dilakukan Gorbachev adalah upaya untuk membawa USSR dari sistem politik diktatorial menuju negara yang demokratis, politik ekonomi yang lebih terbuka bagi rakyatnya, dan memberikan kebebasan berpendapat dan melakukan aktivitas keagamaan.

Perekonomian USSR yang sebelumnya berada dalam kontrol kuat negara, mulai diberi kebebasan untuk lebih terbuka. Investasi modal asing yang merupakan “barang haram” bagi komunisme mulai diberlakukan di USSR. Kelompok swasta diberi kesempatan luas untuk berpartisipasi dalam perekonomian nasional. Tenaga kerja diberi insentif yang memadai dan harga-harga disesuaikan dengan kondisi terkini rakyat USSR ketika itu.

Perestroika adalah harapan besar bagi Gorbachev, untuk menata dunia baru yang lebih baik. Hubungan yang penuh konfrontasi politik dan penuh ancaman militer dengan AS, diganti dengan pola hubungan yang bersifat relasional, penuh kerjasama, dan mengutamakan perdamaian.
Glasnost menekankan pada aspek kebudayaan. Rakyat USSR diberi ruang yang lebih luas untuk mengakses informasi dan menyatakan pendapat di muka umum. Rakyat diberi hak seluas-luasnya untuk melakukan kritik kepada kebijakan pemerintah. Melalui glasnost, pemerintah USSR tidak lagi berwajah angker atau menyeramkan, tetapi mencoba lebih manusiawi dan semakin mendekat kepada rakyatnya.

Perestroika memungkinkan masuknya kebudayaan barat ke USSR melalui pintu ekonomi. Kebudayaan barat ini mendapatkan sambutan dari rakyat USSR seiring kebijakan glasnost. Sebuah band musik beraliran rock muncul sebagai hasil kebijakan Gorbachev. Band musik ini kemudian dikenal oleh dunia dengan nama Gorky Park. Nama band musik rock ini diambil dari nama sebuah taman kota yang terkenal di Moskow. Band ini berhasil go internasional dan meraih popularitas selama dekade 80an sampai 90an.

Band-band musik dari barat kemudian berdatangan ke USSR. Tahun 1989, Yngwie Malmsteen, musisi AS kelahiran Swedia mengadakan konser di kota keramat USSR, Leningrad. Keangkeran “Evil Empire” semakin luntur seiring konsistensi Gorbachev menerapkan perestroika dan glasnost.
Kebudayaan yang berbungkus ideologis, menjadi lebih terbuka dengan kemasan industri. Perestroika memungkinkan kebudayaan menjadi industri populer sebagaimana Eropa Barat dan AS menikmatinya jauh-jauh hari sebelumnya.

Penerapan perestroika dan glasnost ini membuat sebagian rakyat USSR mengalami euphoria kebebasan. Namun, beberapa kelompok konservatif menentang kebijakan Gorbachev ini. Kelompok konservatif merupakan kelompok yang masih percaya pada ideologi komunis Marxis Leninisme.
Kelompok konservatif ini dengan segala daya upaya menahan laju perestroika dan glasnost, bahkan berupaya membatalkannya. Upaya mereka berujung pada penculikan Gorbachev di Agustus tahun 1991. Penculikan dengan tujuan kudeta ini berhasil digagalkan oleh Boris Yeltsin. Setelah penculikan, Gorbachev mengundurkan diri dan digantikan oleh Yeltsin.

Konflik internal USSR kemudian menghasilkan perpecahan nasional dan bubarnya Pakta Warsawa. USSR resmi bubar dan terpecah menjadi beberapa negara, yaitu Rusia, Ukraina, Uzbekistan, Kazakhtan, Azerbaijan, dan Georgia. Di dunia internasional, negara-negara Eropa Timur yang masuk blok Pakta Warsawa mengalami transisi dari komunisme menuju demokrasi. Beberapa bekas negara komunis juga terpecah, seperti Cekoslovakia yang terbagi menjadi Ceko dan Slovakia. Yugoslavia terpecah menjadi Bosnia, Serbia, Moldova, dan Kroasia.

Tahun 1989, ketika Eropa Timur mengalami pergolakan yang menuju perpecahan, reunifikasi justru terjadi di Jerman. Jerman yang semenjak kekalahan Perang Dunia ke 2 dibagi menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur berhasil menyatukan diri. Tembok Berlin yang angker berhasil dirubuhkan untuk menyatukan Berlin Barat dan Berlin Timur. Penyatuan Jerman adalah tanda-tanda kekalahan ideologi komunisme ala USSR. Rakyat Jerman Timur yang selama 4 dekade dikungkung oleh “tirai besi” USSR mengalami euphoria seketika Jerman bersatu.


Kebijakan perestroika dan glasnost ini, memberikan angin segar bagi superioritas AS. Ide demokrasi, keterbukaan, dan liberalisme mendapatkan pembenaran ketika komunis yang angkuh ala Leninisme berujung pada bubarnya USSR. Dunia ketika itu mendapatkan pelajaran berharga, bagaimana sebuah negara besar yang menjadi simbol superioritas ideologi komunis akhirnya harus tumbang dari dalam dirinya. Rakyat yang terkekang dan tidak memiliki ruang untuk mengaktualisasikan dirinya akhirnya harus memilih ideologi yang lebih humanis menurut mereka. Fenomena USSR adalah anomali dari doktrin Marxisme. Marxisme mengajarkan kebebasan beraktualisasi bagi manusia namun gagal dilaksanakan oleh negara yang menjadikan Marxisme sebagai landasan ideologi negara.



Metallica, ikon dari kebudayaan rakyat AS, pada September tahun 1991 menginjakkan kakinya di Moskow. 1,6 juta pasang mata rakyat USSR melihat dan menikmati, bagaimana ikon kebudayaan Amerika memberikan pertunjukan dari tradisi rakyat yang liberal. 

Metallica tidak sendirian, dia hadir bersama Pantera dan Motley Crue. Rakyat USSR melampiaskan euphoria kebebasan meskipun dengan penjagaan tentara merah dalam konser tersebut. Komunisme ditampar dengan sangat telak, tepat di depan rakyat USSR.




Kamis, 25 Agustus 2016

Tangan Kosong dan Ilmu Udara

“Alkisah, Markesot pernah berguru kepada seorang pendekar Mataram. Sang pendekar memberinya sebuah tombak yang panjang. Namun, bukan bagaimana cara menggunakan tombak tersebut, sang pendekar malah memberinya petuah mengenai falsafah tombak tersebut. Pendekar yang kurang sakti membutuhkan tombak yang panjang, pendekar yang lumayan sakti menggunakan tombak yang pendek saja, dan pendekar yang paling sakti tidak membutuhkan tombak, cukup tangan kosong!”
(Markesot, dalam Markesot Bertutur #1)

Tidak ada ketakutan, kebencian, dan permusuhan yang ditebarkan oleh tangan yang kosong. Begitulah, tangan yang kosong adalah tangan yang jujur. Tangan yang kosong tidak akan menebarkan ancaman bagi sekelilingnya. Ia akan terbuka bagi siapa saja, dan bisa diterima oleh siapa saja.

Tangan kosong tidak membawa ancaman bagi siapapun. Ia polos dan bersahaja. Wakil dari kesederhanaan. Ia hampa seperti udara. Menjadi bagian tubuh yang tidak perlu dilindungi. Siapapun tidak akan sungkan mendekat pada tangan yang kosong.  Tangan kosong tidak mendatangkan dan mengharapkan penilaian. Tangan kosong datang tidak sebagaimana tangan yang datang dengan pedang atau bahkan uang. Pedang dan uang, mengancam dan membuai, tidak pernah bisa jujur sebagaimana tangan kosong.


Tangan kosong memang, kadang kala, dalam situasi dan kondisi tertentu, dipaksa harus memukul, menampar, atau mencekik. Tapi itu adalah keadaan darurat ketika keputusan cepat harus diambil atas dasar sikap melindungi. Tindakan tangan kosong tidak akan berlebihan karena tidak ada pedang atau senjata apapun yang digenggamnya. Tangan kosong bertindak tanpa melebihi batas.Tangan kosong tahu batas-batas yang tidak boleh diterabasnya.

Bukankah tangan kosong bisa mencuri atau mengambil apa saja yang bukan haknya? Tangan yang telah mencuri atau mengambil sesuatu, tidak lagi kosong. Ia telah terbebani oleh materi yang menjauhkan manusia dari keheningan. Manusia yang terjauhkan oleh keheningan, dia telah terjebak dalam pusaran kegaduhan. Tangan kosong menjaga manusia agar tetap hening dalam situasi yang paling gaduh sekalipun. Bangsa Jawa mengenal istilah “topo ngrame”, atau bertapa dalam keramaian. Dalam situasi apapun, manusia Jawa harus tetap tenang, tidak “kagetan” (tidak mudah terkejut) dan tidak “nggumunan” (tidak mudah terpesona). Bersikap tenang dengan penuh keheningan.

Begitu halnya dengan udara. Siapapun akan menerima udara. Ia dibutuhkan oleh semua yang hidup maupun yang mati. Udara adalah sandingan bagi semua makhluk di bumi. Udara mampu menempatkan dirinya dimana saja, tanpa harus mengalami lupa bahwa ia udara.

Udara memang tidak terlihat, namun ia dirasakan oleh makhluk. Ia hadir dimanapun makhluk membutuhkan, tetapi tidak semua makhluk sempat menyadari kehadiran udara. Begitulah udara, ia hanya menyediakan dirinya bagi kebutuhan makhluk. Dianggap ada atau tiada tidaklah penting. Dalam keramaian makhluk, udara hadir tanpa harus menunjukkan siapa dirinya.

Udara menguapkan air dan membawa awan. Udara menempatkan awan dimana hujan harus diturunkan. Ketika hujan turun, maka kehidupan baru akan muncul dan menyambung kehidupan selanjutnya.

Terkadang, udara terlihat seperti marah ketika hadir sebagai topan. Tapi bukan udara yang berkehendak. Udara hanya mematuhi hukum alam bagaimana alam ini menyeimbangkan dirinya. Bagaimanapun juga, udara hanya memilih menjadi salah satu penyeimbang alam tanpa harus terlihat dan disadari oleh makhluk, karena begitulah tujuan penciptaannya. Bagi udara, pantang untuk menjadi selain udara, karena itu berarti dia akan menyalahi yang sudah tertulis. Pengingkaran terhadap apa yang sudah tertulis hanya akan menjadi karib bencana.

Siapa saja, mampu memukul udara, tapi udara tidak terpukul. Siapa saja bisa menebas udara, tapi udara tidak tertebas. Siapa saja mampu menusuk udara, tapi udara tidak tertusuk. Udara tidak akan membalas, karena udara memberikan semua dari dirinya.

Tangan kosong dan udara, begitulah mereka bersahaja. Memberikan rasa aman dan dibutuhkan semua makhluk. Mereka adalah dua hal, yang menjadi sanding bagi manusia. Tangan kosong yang bersahaja dan udara yang menafaskan manusia.
Tangan kosong dan udara, mereka ada dalam ketenangan, menjelajahi ruang dalam kesepian, dan mengantarkan manusia di dalam waktu keheningan. Tangan kosong dan udara tidaklah mungkin terpikat oleh hingar bingar kepandaian.

Tidak akan pernah ada yang mampu memusuhi tangan kosong dan udara. Karena, tangan kosong dan udara tidak akan pernah memusuhi siapapun. Tangan kosong menyampaikan kesahajaan dan udara menyampaikan kerendahhatian. Tangan kosong dan udara, mereka itulah yang akan menjadi Mersudi Patitising Tindak Pusakaning Titising Hening.


Minggu, 10 Januari 2016

Tentang Penaklukkan

Sebenarnya ini merupakan wacana yang sudah lama menjadi keprihatinan banyak orang di berbagai belahan bumi ini. Menyoal kerusakan lingkungan yang semakin parah dan hanya menyisakan rasa prihatin belaka. Bagaimana mungkin, bumi ini, rumah dan kehidupan bagi seluruh umat manusia, terus mengalami pengrusakan dari waktu ke waktu, demi satu tujuan, kesejahteraan manusia itu sendiri.

Puluhan tahun silam, sekelompok orang di Universitas Frankfurt, Jerman, mendirikan sejenis “komunitas terbatas” yang di kemudian hari terkenal sebagai Sekolah Frankfurt. Komunitas terbatas ini terdiri dari orang-orang dari lintas disiplin ilmu. Pembicaraan mereka adalah mengenai berbagai masalah sosial yang terus menghinggapi manusia modern.

Salah satu pembicaraan mereka menghasilkan apa yang disebut dengan rasio teknis, atau yang dikenal juga dengan rasio instrumental. Rasio teknis adalah bagaimana manusia modern memandang lingkungan sekitarnya. Dalam sudut pandang rasio teknis, alam adalah obyek yang harus ditaklukkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penaklukkan alam dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia dalam sudut pandang industrialisasi. Filsafat modern yang berhasil menemukan jalannya di Eropa Barat kemudian berakibat pada revolusi industri. Para anggota Sekolah Frankfurt menganggap rasio teknis inilah yang mengakibatkan eksploitasi tanpa batas dan mengakibatkan tidak hanya bencana alam tetapi juga bencana kemanusiaan (kelaparan, urbanisasi, dan berbagai masalah sosial lainnya).

Revolusi industri adalah wajah yang tidak pernah ada dalam sejarah peradaban umat manusia sebelumnya. Belum pernah ada proses produksi massal yang mampu menandingi revolusi industri. Baik teknologi yang digunakan, bahan baku hasil eksploitasi alam, dan produk-produknya yang mampu melintasi penjuru dunia.

Industrialisasi yang ada sekarang ini, adalah hasil dari perkembangan revolusi industri yang mengharuskan eksploitasi terhadap alam, bahkan manusia. Perkembangan revolusi industri telah menghasilkan kelas sosial baru yang disebut dengan kelas buruh. Pada tahap berikutnya, kelas buruh ini terbagi menjadi dua, buruh kerah biru dan buruh kerah putih.

Buruh kerah biru adalah pekerja kasar yang berhubungan dengan proses produksi. Mereka ini diambil dari kelompok yang berpendidikan rendah dan hanya dibutuhkan tenaganya saja. Jumlah mereka sangat banyak, bahkan hingga ribuan tergantung dari kapasitas produksi pabrik tempat mereka bekerja. Gaji mereka pun terbilang kecil. Sedangkan buruh kerah putih adalah staf-staf ahli dari kelompok berpendidikan tinggi. Mereka adalah lulusan universitas dan terdiri dari para insinyur, ahli ekonomi, staf-staf pemasaran, atau para peneliti. Jumlah mereka lebih sedikit daripada buruh kerah biru. Gaji para buruh kerah putih ini tentu jauh lebih besar daripada buruh kerah biru.

Kembali lagi ke soal penaklukan alam. Rasio teknis bagaimanapun menghendaki bagaimana alam ini bisa di eksploitasi semaksimal mungkin. Eksploitasi alam tidak hanya didukung oleh para staf ahli yang kompeten, tetapi juga melibatkan perangkat aparatur negara melalui undang-undang. Raksasa-raksasa industri memiliki akses ke pemerintahan, hingga ke pemerintahan negara lain. Akses-akses ini memungkinkan berbagai raksasa industri tersebut memiliki legalitas untuk melakukan eksploitasi alam. Misalnya izin untuk melakukan penebangan hutan, pengeboran minyak dan gas, penambangan mineral, penangkapan ikan, atau membuat perkebunan sekala besar.

Eksploitasi alam ini, sebagaimana menggunakan sudut pandang rasio teknis, adalah bersifat memandang alam sebagai obyek. Manusia kemudian melihat alam adalah sekedar benda mati yang begitu di eksploitasi tidak akan memiliki dampak apa-apa selain keuntungan ekonomi. Cara berfikir rasio teknis ini, tidak hanya menghinggapi mereka yang menjadi pemilik raksasa industri, tetapi telah sampai kepada mereka yang bergelut dalam industri skala kecil. Penaklukkan alam pun semakin banyak dilakukan hingga ke pelosok manapun.

Bagaimanapun juga, penaklukkan alam ini memberikan dampak merugikan bagi manusia. Setelah tiba waktunya, manusia merasa bahwa eksploitasi yang mereka lakukan telah membawa kerugian. Sumber daya alam semakin menipis dan ini mengkawatirkan banyak pihak. Menipisnya berbagai sumber daya alam ini membuat sebagian pihak malah giat melakukan eksplorasi ke belahan dunia lainnya. Sebagian lainnya menyadari bahwa nafsu mengeksploitasi alam harus mulai dikendalikan.
Kerusakan alam yang ditimbulkan oleh eksploitasi ini memunculkan kesadaran untuk menyelamatkan lingkungan. Banyak gerakan atau isu-isu bermunculan mengenai penyelamatan lingkungan. Bahkan muncul pula gerakan untuk menyelamatkan bumi. Tentu saja gerakan atau isu ini terkesan naif. Penyelamatan bumi tidak lain adalah untuk kepentingan keselamatan manusia. Harus hidup dimana manusia kalau tidak di bumi. Bumi adalah rumah satu-satunya bagi manusia.

Bumi, adalah bagian alam semesta yang memiliki aturan main sendiri jauh sebelum umat manusia menempatinya. Segala bentuk fenomena alam yang ada di bumi adalah bagaimana mekanisme keseimbangan alam berlaku di bumi. Begitu pula dengan yang disebut sebagai bencana alam. Banjir misalnya, adalah proses keseimbangan alam ketika tanah tidak mampu menyerap air di permukaan akibat gundulnya hutan dan mendangkalnya sungai-sungai akibat sampah yang menumpuk. Hal-hal seperti ini sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai bencana alam. Tentu saja, eksploitasi alam yang berlebihan menghasilkan masalah bagi manusia itu sendiri. Banjir, tanah longsor, kekeringan, adalah bagaimana bumi bereaksi dengan kondisi yang ada. Tanpa campur tangan manusia sekalipun, bumi sudah memiliki mekanisme sendiri untuk melakukan keseimbangan. Gempa, letusan vulkanik, atau tsunami, adalah gejolak alam yang sudah menjadi bagian dari bumi.

Eksploitasi alam secara berlebihan didasari oleh pemahaman bahwa alam ini adalah obyek. Pemahaman yang dilatarbelakangi revolusi industri ini terus tertanam kuat dalam alam fikiran manusia hingga sekarang. Pemahaman ini juga tertanam kuat di masyarakat Indonesia. Jenis pola fikir ini sebenarnya sangat bertolak belakang dengan pemahaman klasik masyarakat di Indonesia. Pemahaman klasik masyarakat di Indonesia, memandang alam adalah subyek sebagaimana manusia itu sendiri. Memperlakukan alam tidak bisa dilakukan dalam kerangka eksploitasi belaka, tetapi juga menjaga bagaimana keseimbangan tetap terjaga. Sebagian masyarakat di Indonesia, terutama Jawa, meyakini bahwa alam memiliki ruh. Alam bukanlah benda mati tanpa ruh. Alam memiliki ruh yang merupakan dimensi ruhaniyah alam dari sang penciptanya. Dalam hal ini, masyarakat Jawa klasik akan memanfaatkan alam secukupnya tanpa perlu adanya eksploitasi. Menjaga keseimbangan alam merupakan cara bagaimana masyarakat Jawa berinteraksi dengan lingkungannya.

Sekolah Frankfurt pun sudah mengatakan perlu rasio kritis, untuk menempatkan manusia pada posisi yang seimbang dalam hubungan dengan alam dan lingkungannya. Berbagai bencana alam dan kemanusiaan adalah akibat dari rasio teknis yang mendorong manusia bersikap tidak sewajarnya pada lingkungannya.

Namun, jauh sebelum Sekolah Frankfurt menyampaikan ide rasio kritis ini, masyararakat di belahan bumi bagian Timur, telah bersikap bagaimana menempatkan dirinya secara selaras dengan alam sekitarnya. Nilai-nilai masih banyak ditemukan pada berbagai tempat di pelosok Jawa. Bagaimana masyarakat Jawa melakukan sedekah alam, sesajen adalah bukan untuk menyembah selain dari-Nya, tetapi merupakan hubungan timbal balik yang selaras antara manusia dengan lingkungannya.

Di wilayah Gunung Kidul misalnya, ada larangan untuk memancing atau menangkap jenis ikan sidat. Larangan ini bukan karena sidat adalah jenis ikan yang keramat. Namun, masyarakat di Gunung Kidul memahami sidat mampu menghasilkan sumber-sumber air. Sungai-sungai atau sumber air yang terdapat ikan sidat akan lebih terjaga debit airnya pada musim kemarau karena ikan sidat memiliki perilaku untuk menggali sumber air begitu musim kemarau tiba. Karena itulah, memancing atau menangkap sidat dilarang mengingat Gunung Kidul adalah daerah yang rawan kekeringan ketika kemarau tiba. Tanahnya yang berupa kapur dan bebatuan sulit untuk menemukan sumber-sumber air. Berbeda dengan wilayah lainnya yang cukup mudah menemukan sumber air.

 Masyarakat Jawa klasik memahami bahwa harus ada hubungan yang bersifat timbal balik antara dirinya dengan alamnya. Hubungan timbal balik ini akan menempatkan manusia sebagai subyek dan alam juga sebagai subyek. Hubungan antara subyek dan subyek menghasilkan interaksi yang adil sehingga harmonisasi antara manusia dan lingkungannya bisa tercapai. Alam bukanlah obyek yang harus ditaklukkan, tetapi subyek yang harus diperlakukan secara bijak.